KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI
1.KARYA LUKISAN
Ibuku (1941)
Lukisan berjudul “Ibuku” belum menggunakan ciri khas Affandi yang membuatnya terkenal. Namun lukisan ini menjadi catatan yang penting, bahwa meskipun Affandi mengabaikan teknik pada karya ekspresionisnya, ia dapat melakukan teknik lukis realistik (naturalis tepatnya). Sosok ibunya sendiri yang sudah tua digambarkan mengenakan pakaian sehari-harinya. Namun ibunya berpose anggun seperti pada lukisan-luksan era renaisans – romantisisme. Tangannya ditaruh di pundaknya, menunjukkan bahwa Affandi mengerti mengenai pose potret yang dianggap indah untuk menunjukkan sosok potret perempuan berdasarkan teknik lukis Barat.
Sapuan kuasnya sudah tampak sangat berani dan menunjukkan bahwa ia sudah terbiasa untuk melukis lukisan yang tampak natural dan mirip aslinya. Ekspresi wajahnya menimbulkan enigma yang selalu mempertanyakan perasaan apa yang sedang dirasakan oleh sang Ibu. Sedih? Marah? atau memang raut wajahnya saja yang sudah menggambarkan manis-pahitnya kehidupan yang telah dijalaninya.
2.KARYA KALIGRAFI
Title : "Fii Sabiilillaah"
Artist : Syaiful Adnan
Year : 1977
Cat minyak pada kanvas.
Ukuran : 100 x 100 cm.
Karya Syaiful Adnan “Fiisabillaah” (1977) ini merupakan lukisan kaligrafi Arab yang mengungkapkan ayat Alquran. Secara visual, kaligrafi itu bisa dilihat dekat dengan bentuk dasar khat Kufi yang memiliki karakter menyiku dan menyudut. Akan tetapi, Syaiful Adnan telah menggubah kaligrafinya dengan gaya pribadi yang artistik dan khas dalam bentuk-bentuk yang menyerupai pedang yang tajam. Surat Alhujaraat ayat 15 ditampilkan dalam latar putih dengan bidang-bidang tekstural dan garis-garis retak yang memberi kesan arkhaik. Rangkaian tandatanda visual itu mencitrakan lembaran naskah suci keramat yang diletakkan pada latar belakang warna redup hijau lumut.
Pada tahun 1970-an, kaligrafi Arab yang menggungkapkan ayat-ayat suci Al-qur'an marak menjadi idiom Islami dalam seni lukis modern Indonesia. Hal itu sejalan juga perkembangan seni lukis abstrak dan simbolis yang merepresentasikan nilai-nilai dan norma islami. Fenomena tersebut itu sebenarnya sejalan dengan gelombang pasang keimanan di seluruh dunia Islam pada tahun 1970-an di Indonesia pasca tumbangnya ideologi komunisme. Perkembangan seni lukis kaligrafi selanjutnya dipertegas dengan pameran-pameran berskala nasional dan Festival Istiqlal yang sangat signifikan. Sejak masa itulah Syaiful Adnan muncul sebagai pelukis kaligrafi yang sangat potensial.
Dalam karya ini, terkandung makna sesuai dengan surat Alhujaraat ayat 15 yang menjadi pokok lukisan. Orang-orang mukmin adalah mereka yang beriman pada Allah dan Rasul-Nya, kemudian tiada ragu-ragu berjuang di jalan Allah dengan harta dan diri mereka. Perjuangan itu misalnya dengan mendirikan masjid atau usaha penyebaran dakwah Islam.
3.KARYA RELIEF
Dinding atas relief Lalitavistara (120 panil).
Bas-reliëfs van de verborgen voet van de Borobudur (1890-1891)
[foto Kassian Cephas -repro koleksi Museum van Volkenkunde]
Relief Lalitavistara menggambarkan riwayat hidup Sang Buddha Gautama dimulai pada saat para dewa di surga Tushita mengabulkan permohonan Bodhisattva untuk turun ke dunia menjelma menjadi manusia bernama Buddha Gautama. Ratu Maya sebelum hamil bermimpi menerima kehadiran gajah putih dirahimnya. Di Taman Lumbini Ratu Maya melahirkan puteranya dan diberi nama pangeran Sidharta. Pada waktu lahir Sidharta sudah dapat berjalan, dan pada tujuh langkah pertamanya tumbuh bunga teratai. Setelah melahirkan Ratu Maya meninggal, dan Sidharta diasuh oleh bibinya Gautami. Setelah dewasa Sidharta kawin dengan Yasodhara yang disebut dengan dewi Gopa.
4. KARYA POSTER
Poster adalah suatu media publikasi yang memadukan antara tulisan, gambar, atau kombinasi keduanya dengan tujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak.
Poster dipasang di tempat keramaian dan strategis, seperti di kawasan sekolah, pasar, perkantoran, fasilitas kesehatan, dan lainnya. Informasi yang disampaikan oleh poster bersifat mengajak.
Poster juga merupakan salah satu bentuk dari seni grafis dua dimensi yang memadukan antara huruf, angka, dan gambar pada media kertas yang besar. Umumnya ditempelkan di bidang dengan permukaan yang rata, seperti dinding atau papan, di pusat-pusat keramaian.
Adapun fungsi dari poster adalah untuk memberikan informasi tambahan mengenai sesuatu kepada masyarakat luas. Diharapkan dengan melihat dan membaca poster, tujuan dari si pembuat akan tersampaikan melalui tulisan dan gambar yang ditampilkan.
5. KARYA FOTOGRAFIFoto karya Klaus Lenzen yang diberi judul Every Breath you Take -pada setiap helaan nafas- yang memenangkan foto dengan kategori Enhanced, dirakit dari 35 foto terpisah dari para perenang yang ikut serta dalam ajang triathlon di DusseldorfMedia Harbor pada musim panas 2017."Saya berhasil mengambil foto mereka dari atas ketika para atlet itu berenang menyeberangi jembatan pejalan kaki, dan menangkap 'teknik pernapasan' masing-masing," kata Lenzen."Saya terinspirasi oleh karya Andreas Gursky. Oleh karena itu, saya mengambil foto-foto itu satu-satu dengan ketajaman setinggi mungkin. Itu memungkinkan saya untuk menampilkan atau mencetak keseluruhan gambar dalam format besar."
KARYA SENI RUPA 3 DIMENSI
1. KARYA PATUNG
Pencipta: Uji 'Hahan' Handoko
Karya: Standing Up in the Market Barrels
Patung berbahan polyester resin dengan teknik auto paint.
Namanya sudah sering terdengar di dunia seni kontemporer karena keunikan menyatukan realisme antara high art dan low art. Meski sering kali Hahan mengambil referensi jenaka dari kejadian yang terjadi dalam dunia modern seperti musik dan film, kali ini ia menyampaikan kritiknya pada lingkungan pasar seni rupa yang berisi institusi termasuk galeri, balai lelang, dan kurator yang memberi label harga pada pelaku seni.
2. KARYA ARSITEKTURKarya: Charles-Edouard Jeanneret, lebih dikenali sebagai Le Corbusier (6 Oktober 1887–27 Agustus 1965), ialah seorang arkitek Switzerland yang amat dikenali untuk sumbangannya kepada apa yang kini digelarkan modenisme, dan Gaya Antarabangsa. Beliau merupakan perintis dalam kajian teori untuk reka bentuk moden dan berdedikasi untuk memberikan keadaan hidup yang lebih baik kepada penduduk-penduduk bandar raya yang penuh sesak. Dengan tempoh kerjaya selama lima dekad, Le Corbusier membina bangunan-bangunan ikonik di merata-rata tempat di Eropah tengah, India, Rusia, dan sebuah struktur di Amerika Serikat. Beliau juga merupakan perancang bandar, pelukis, pengarca, penulis dan pereka bentuk perabot. Le Corbusier merupakan seorang yang ahli dalam teori-teori desain modern. Ia juga berkontribusi dalam menghasilkan kehidupan yang lebih baik di lingkungan yang padat penduduknya. Karya bangunan-bangunannya tersebar di daerah Eropa, India, Rusia dan Amerika. Le Corbusier memiliki ketertarikan yang besar dalam visual art sehingga ia menempuh pendidikan di La-Chaux-de-Fonds Art School. Dosen arsiteknya saat itu adalah Rene Chapallaz yang sekaligus mempengaruhi karya desain bangunannya saat awal-awal ia berkarir sebagai arsitek. Di awal-awal kariernya, ia banyak mendesain villa, salah satunya villa Jeanneret yang ia dedikasikan untuk orang tuanya. Vila-villa yang ia buat selalu memikat dan popular di sepanjang negara Pegunungan Alpen. Tahun 1907, ia ke Paris dan bekerja dengan Auguste Perret yang merupakan seorang ahli beton dari Perancis. Tahun 1910-1911 ia bekerja dengan Peter Behrens di daerah Kota Malang yang selanjutnya ia bertemu dengan Ludwig Mies van der Rohe dan Walter Gropius. Setelah itu, ia menjadi salah satu arsitek paling berpengaruh dalam bidang arsitektur Jerman. Pada tahun 1911, Le Corbusier melakukan perjalanan ke Semanjung Balkan untuk mengunjungi Yunani dan Turki. DI sela-sela perjalanannya, ia menggambar sketsa bangunan termasuk Kuil Parthenon yang ia masukkan dalam Vers une architecture tahun 1923. Vers une architecture merupakan kumpulan esai Le Corbusier yang terbit dalam jurnal Perancis L’Esprit Nouveau. Saat terjadi Perang Dunia I, ia mengajar di almamaternya, La-Chaux-de-Founds Art School. Ia mengajar di sana sampai berakhirnya perang tersebut. Karyanya saat itu berjudul Domino House yang ia ciptakan di tahun 1914 sampai 1915. Desain itu menjadi patokannya dalam membuat sebagian karyanya dalam sepuluh tahun setelahnya.
3. KARYA SENI KRIYA
Seni kriya sendiri berasal dari kata “Kr” (bahasa sansekerta) yang mempunyai arti mengerjakan, dari akar kata tersebutlah kemudia berkembang menjadi kriya. Dalam artian khusus kriya adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek yang mempunyai nilai seni.
Mengenai pergulatan asal muasal kriya Prof. Dr. Seodarso Sp mengutif dari kamu beliu mengungkapkan “kata kriya belum pernah dipakai dalam bahasa Indonesia; perkataan kriya sendiri berasal dari bahasa sansekerta, pada kamus Wojowsito memberikan arti kriya;pekerjaan, dan kamus Winter kriya diartikan sebagai “demel” atau membuat.
4. KARYA KERAMIK
Beberapa keramik yang berbentuk wadah, periuk, cangkir, dan mangkok terlihat bolong dan rusak, tetapi anehnya malah dipamerkan.
Namun jangan salah mengartikan, ternyata keramik-keramik tersebut memang sengaja dibentuk dalam keadaan seperti itu oleh penciptanya, adalah Ahadiat Joedawinata, orang di balik keramik-keramik tersebut.
"Di tangan seniman, seperti Ahadiat yang memang dikenal dengan talentanya untuk kreatif dan menerobos batas sehingga melahirkan kemungkinan baru, keramik-keramik yang keliatannya rusak itu justru memiliki makna yang cukup dalam," ujar Syenny Setiawan, Direktur Sarasvati Art Management, pihak yang menjadi penyelenggara pameran karya-karya Ahadiat Joedawinata bertajuk "Memberi Makna pada yang Fana" di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis (15/8).
5. KARYA SENI INSTALASISebuah instalasi seni publik ini terbuat dari 1.500 bambu dan 73 bambu penyangga yang melambangkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73. Joko Avianto, sang pembuat karya, menuturkan, karya ini terinspirasi dari bentuk penunjuk arah mata angin, ujungnya dibuat seperti ikatan tambang yang melambangkan persatuan. Getih Getah dibangun dalam rangka memeriahkan pesta olahraga Asian Games 2018 pada Agustus lalu.
Komentar
Posting Komentar